20 Macam Gaya Belajar Intuitive

Inilah 20 macam gaya belajar intuitive yang bisa diterapkan siswa.

1. Mencari Pola

Gaya belajar mencari pola adalah gaya belajar dimana siswa menemukan pola dan hubungan antar konsep melalui pengamatan dan analisis.

Dalam gaya belajar ini, siswa mempelajari konsep dengan mencari pola dan hubungan yang terkait dengan konsep tersebut.

Berikut adalah beberapa contoh gaya belajar mencari pola:

  1. Mencari pola dalam tabel data: Siswa dapat memahami konsep dengan mencari pola dalam tabel data, seperti pola angka atau pola waktu.
  2. Mencari pola dalam grafik: Siswa dapat memahami konsep dengan mencari pola dalam grafik, seperti pola pergerakan harga saham atau pola perubahan suhu.
  3. Mencari pola dalam diagram: Siswa dapat memahami konsep dengan mencari pola dalam diagram, seperti pola aliran air atau pola jaringan saraf.
  4. Mencari pola dalam bentuk geometri: Siswa dapat memahami konsep dengan mencari pola dalam bentuk geometri, seperti pola dalam segitiga atau pola dalam lingkaran.
  5. Mencari pola dalam percobaan: Siswa dapat memahami konsep dengan mencari pola dalam percobaan, seperti pola dalam reaksi kimia atau pola dalam percobaan biologi.

2. Menggunakan Imajinasi

Gaya belajar menggunakan imajinasi adalah gaya belajar dimana siswa menggunakan imajinasinya untuk memahami dan menyimpan informasi.

Dalam gaya belajar ini, siswa mempelajari konsep dengan membayangkan situasi atau gambaran dalam pikirannya.

Berikut adalah beberapa contoh gaya belajar menggunakan imajinasi:

  1. Menggambarkan situasi dalam pikiran: Siswa dapat memahami konsep dengan membayangkan situasi atau peristiwa dalam pikirannya, seperti membayangkan situasi saat terjadi gempa bumi.
  2. Menggambarkan gambaran dalam pikiran: Siswa dapat memahami konsep dengan membayangkan gambaran dalam pikirannya, seperti membayangkan gambaran sebuah pulau tropis.
  3. Menggambarkan perasaan dalam pikiran: Siswa dapat memahami konsep dengan membayangkan perasaan dalam pikirannya, seperti membayangkan perasaan saat berada di tempat yang tenang dan damai.
  4. Menggambarkan suara dalam pikiran: Siswa dapat memahami konsep dengan membayangkan suara dalam pikirannya, seperti membayangkan suara burung yang berkicau.
  5. Menggambarkan warna dalam pikiran: Siswa dapat memahami konsep dengan membayangkan warna dalam pikirannya, seperti membayangkan warna bunga yang berwarna merah muda.

3. Menerima dan Menghargai Pendapat Orang Lain

Gaya belajar Menerima dan Menghargai Pendapat Orang Lain adalah gaya belajar dimana siswa memperhatikan dan memahami pendapat orang lain, dan tidak hanya memusatkan perhatian pada pendapat pribadi mereka sendiri.

Dalam gaya belajar ini, siswa belajar melalui diskusi dan pertukaran pendapat dengan teman-teman mereka dan memperluas pandangan mereka dengan menghargai dan memperhatikan pendapat orang lain.

Berikut adalah beberapa contoh gaya belajar Menerima dan Menghargai Pendapat Orang Lain:

  1. Diskusi kelompok: Siswa dapat belajar melalui diskusi kelompok, dimana mereka berkontribusi dan memperhatikan pendapat teman-teman mereka.
  2. Pertukaran pendapat: Siswa dapat memperluas pandangan mereka dengan menghargai dan memperhatikan pendapat orang lain.
  3. Berdebat: Siswa dapat belajar melalui berdebat, dimana mereka memperkuat pendapat mereka sendiri dengan memperhatikan dan memahami pendapat lawan debat mereka.
  4. Berkolaborasi: Siswa dapat belajar melalui kerjasama dan berkolaborasi dengan teman-teman mereka, dimana mereka memahami dan memperhatikan pendapat orang lain.
  5. Menyimak presentasi: Siswa dapat belajar dengan menyimak presentasi orang lain dan memahami pendapat mereka.

4. Berpikir Bebas

Gaya belajar berpikir bebas adalah gaya belajar dimana siswa memiliki kebebasan untuk berpikir secara kreatif dan mengembangkan ide-ide mereka sendiri.

Dalam gaya belajar ini, siswa tidak terbatas oleh aturan dan prosedur yang ketat, dan dapat mengeksplorasi berbagai solusi dan alternatif untuk mengatasi masalah.

Berikut adalah beberapa contoh gaya belajar berpikir bebas:

  1. Brainstorming: Siswa dapat belajar melalui brainstorming, dimana mereka mengembangkan ide-ide mereka sendiri dan memperluas pandangan mereka.
  2. Proyek mandiri: Siswa dapat belajar melalui proyek mandiri, dimana mereka memiliki kebebasan untuk mengejar solusi dan alternatif yang mereka inginkan.
  3. Diskusi bebas: Siswa dapat belajar melalui diskusi bebas, dimana mereka memiliki kebebasan untuk berbicara dan berpikir bebas.
  4. Kerja sama tim: Siswa dapat belajar melalui kerja sama tim, dimana mereka bekerja bersama untuk mencari solusi dan alternatif yang inovatif.
  5. Eksperimen: Siswa dapat belajar melalui eksperimen, dimana mereka memiliki kebebasan untuk mencoba dan mengevaluasi solusi dan alternatif yang mereka inginkan.

5. Memecahkan Masalah Secara Bebas

Gaya belajar memecahkan masalah secara bebas adalah suatu cara belajar dimana seseorang mencari solusi atas suatu masalah dengan cara yang tidak terbatas dan bebas.

Seseorang dengan gaya belajar ini memiliki kemampuan untuk berpikir kreatif dan menemukan solusi inovatif untuk masalah yang dihadapi.

Contoh gaya belajar memecahkan masalah secara bebas adalah:

  1. Berpikir kreatif dan berani mencoba ide baru
  2. Menentukan masalah dan memecahkannya secara bertahap
  3. Mencari informasi dan memverifikasi apakah solusi yang ditemukan benar
  4. Mengembangkan dan menerapkan solusi secara inovatif
  5. Berkolaborasi dengan orang lain dan memanfaatkan perspektif yang berbeda.

Berikut adalah beberapa penerapan memecahkan masalah secara bebas:

  1. Seorang mahasiswa yang menentukan masalah dalam tugas dan mencari informasi dari berbagai sumber untuk memecahkan masalah secara bebas.
  2. Seorang pekerja teknologi yang memecahkan masalah dengan mencoba berbagai solusi dan membandingkan hasilnya.
  3. Seorang pengusaha yang memecahkan masalah bisnis dengan cara berpikir out of the box dan mencoba strategi baru.
  4. Seorang desainer produk yang memecahkan masalah dengan cara mencoba berbagai sketsa dan prototipe.

6. Berpikir Secara Lateral

Gaya belajar berpikir secara lateral adalah suatu cara belajar dimana seseorang mencari solusi atas suatu masalah dengan cara berpikir yang tidak biasa atau tidak terbatas. Seseorang dengan gaya belajar ini memiliki kemampuan untuk melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda dan menemukan solusi yang tidak terduga.

Baca Juga:  Part 4 : Judging vs Perceiving (INT)

Contohnya:

  1. Seorang seniman yang memecahkan masalah kreatif dengan cara berpikir secara lateral dan menemukan solusi yang unik dan tidak biasa.
  2. Seorang problem solver yang memecahkan masalah dengan cara berpikir secara tidak terbatas dan mencoba solusi yang tidak terduga.
  3. Seorang pemikir yang memecahkan masalah filosofis dengan cara berpikir secara lateral dan menemukan solusi yang tidak terduga.
  4. Seorang pemecah masalah teknologi yang memecahkan masalah dengan cara berpikir secara tidak terbatas dan mencoba solusi yang tidak biasa.

Perbedaan antara gaya belajar memecahkan masalah secara bebas dan gaya belajar berpikir secara lateral adalah:

  1. Focus: Gaya belajar memecahkan masalah secara bebas lebih fokus pada proses mencari solusi atas suatu masalah dengan cara yang tidak terbatas dan bebas. Sementara gaya belajar berpikir secara lateral lebih fokus pada proses berpikir untuk menemukan solusi yang tidak biasa dan tidak terduga.
  2. Metode: Gaya belajar memecahkan masalah secara bebas lebih menekankan pada metode yang memungkinkan seseorang untuk mencari solusi dengan cara yang tidak terbatas dan bebas. Sementara gaya belajar berpikir secara lateral lebih menekankan pada metode berpikir yang tidak biasa dan mencoba solusi yang tidak terduga.
  3. Hasil: Gaya belajar memecahkan masalah secara bebas mengarah pada hasil solusi yang inovatif dan unik. Sementara gaya belajar berpikir secara lateral mengarah pada hasil solusi yang tidak biasa dan tidak terduga.

Kedua gaya belajar ini memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memecahkan masalah, tetapi mereka memiliki metode dan fokus yang berbeda.

7. Menghubungkan Fakta-Fakta

Gaya belajar menghubungkan fakta-fakta adalah suatu cara belajar dimana seseorang menemukan hubungan antara fakta-fakta dan informasi yang berbeda untuk memahami suatu topik atau masalah.

Seseorang dengan gaya belajar ini memiliki kemampuan untuk menemukan pola dan memahami konsep dengan cara menghubungkan fakta-fakta yang berbeda.

Berikut adalah beberapa penerapan gaya belajar menghubungkan fakta-fakta:

  1. Seorang mahasiswa yang menghubungkan fakta-fakta dalam tugas sejarah untuk memahami perkembangan sejarah suatu negara.
  2. Seorang peneliti yang menghubungkan fakta-fakta dalam penelitiannya untuk memahami pola dan hubungan antar fenomena.
  3. Seorang analis data yang menghubungkan fakta-fakta dalam data untuk memahami pola dan trend dalam bisnis.
  4. Seorang ahli biologi yang menghubungkan fakta-fakta dalam biologi untuk memahami hubungan antar spesies dan ekosistem.

8. Menemukan Hubungan Antara Ide-Ide

Gaya belajar menemukan hubungan antara ide-ide adalah suatu cara belajar dimana seseorang menemukan hubungan antara ide-ide dan konsep yang berbeda untuk memahami suatu topik atau masalah.

Seseorang dengan gaya belajar ini memiliki kemampuan untuk memahami konsep dengan cara menemukan hubungan antar ide-ide.

Berikut adalah beberapa penerapan gaya belajar menemukan hubungan antara ide-ide:

  1. Seorang filsuf yang menemukan hubungan antar ide-ide dalam filsafat untuk memahami konsep-konsep filosofis.
  2. Seorang arsitek yang menemukan hubungan antar ide-ide dalam desain untuk memahami konsep-konsep arsitektur.
  3. Seorang sosiolog yang menemukan hubungan antar ide-ide dalam sosiologi untuk memahami konsep-konsep sosial.
  4. Seorang ahli matematika yang menemukan hubungan antar ide-ide dalam matematika untuk memahami konsep-konsep matematis.

9. Berfikir Secara Holistik

Gaya belajar berfikir secara holistik adalah suatu cara belajar dimana seseorang memandang suatu masalah atau topik sebagai keseluruhan dan tidak memisahkan bagian-bagiannya.

Seseorang dengan gaya belajar ini memiliki kemampuan untuk melihat suatu masalah atau topik dalam konteks yang lebih luas dan menemukan pola dan hubungan antar bagian-bagian yang berbeda.

Berikut adalah beberapa penerapan gaya belajar berfikir secara holistik:

  1. Seorang ahli lingkungan yang berfikir secara holistik untuk memahami dampak lingkungan dari aktivitas manusia.
  2. Seorang ahli ekonomi yang berfikir secara holistik untuk memahami dampak ekonomi dari kebijakan-kebijakan pemerintah.
  3. Seorang ahli antropologi yang berfikir secara holistik untuk memahami tradisi dan budaya suatu masyarakat.
  4. Seorang ahli politik yang berfikir secara holistik untuk memahami konsekuensi politik dari kebijakan-kebijakan pemerintah.

10. Berfikir Secara Holistik-Sistematis

Gaya belajar berfikir secara holistik-sistematis adalah suatu cara belajar dimana seseorang memandang suatu masalah atau topik secara keseluruhan dan juga memecahkan bagian-bagiannya untuk dipahami secara lebih detail. Seseorang dengan gaya belajar ini memiliki kemampuan untuk melihat suatu masalah atau topik dalam konteks yang lebih luas dan juga memecahkan bagian-bagiannya untuk dipahami secara lebih detail.

Baca Juga:  ENTP's Strengths and Potential

Perbedaan antara gaya belajar berfikir secara holistik-sistematis dengan gaya belajar berfikir secara holistik saja adalah dari sisi pendekatan analitisnya. Tidak seperti gaya belajar berfikir secara holistik yang lebih berorientasi pada pandangan keseluruhan dan memiliki kemampuan untuk melihat pola dan hubungan antar bagian-bagian yang berbeda, pada gaya belajar berfikir secara holistik-sistematis selain memiliki kemampuan untuk melihat suatu masalah atau topik secara keseluruhan juga memecahkan bagian-bagiannya untuk dipahami secara lebih detail.

11. Menggunakan Analogi

Gaya belajar berfikir menggunakan analogi adalah gaya belajar dimana siswa menghubungkan konsep baru dengan konsep yang sudah dikenal dan dapat dimengerti.

Siswa dalam gaya belajar ini menggunakan analogi dan perbandingan untuk memahami konsep baru.

Berikut adalah beberapa contoh gaya belajar berfikir menggunakan analogi:

  1. Menggunakan perbandingan: Siswa dapat memahami konsep baru dengan membandingkannya dengan konsep yang sudah dikenal.
  2. Menggunakan metafora: Siswa dapat memahami konsep baru dengan menggunakan metafora yang menghubungkan konsep baru dengan konsep yang sudah dikenal.
  3. Menggunakan ilustrasi: Siswa dapat memahami konsep baru dengan melihat ilustrasi yang menghubungkan konsep baru dengan konsep yang sudah dikenal.
  4. Menggunakan kiasan: Siswa dapat memahami konsep baru dengan menggunakan kiasan yang menghubungkan konsep baru dengan konsep yang sudah dikenal.
  5. Menggunakan perumpamaan: Siswa dapat memahami konsep baru dengan menggunakan perumpamaan yang menghubungkan konsep baru dengan konsep yang sudah dikenal.

12. Berfikir Secara Kontekstual

Gaya belajar berfikir secara kontekstual adalah gaya belajar dimana siswa menghubungkan konsep dan informasi baru dengan pengalaman mereka dan lingkungan mereka.

Siswa dalam gaya belajar ini menggunakan pemahaman konteks untuk memecahkan masalah dan memahami konsep baru.

Berikut adalah beberapa contoh gaya belajar berfikir secara kontekstual:

  1. Pemecahan Masalah: Siswa dapat memecahkan masalah dengan menghubungkan konsep dan informasi baru dengan pengalaman mereka dan lingkungan mereka.
  2. Diskusi Grup: Siswa dapat berdiskusi dengan teman sekelas atau guru untuk memahami konsep baru dengan menghubungkan konsep dengan lingkungan mereka.
  3. Studi Kasus: Siswa dapat memahami konsep baru dengan mempelajari studi kasus yang menunjukkan bagaimana konsep tersebut digunakan dalam situasi nyata.
  4. Proyek: Siswa dapat memahami konsep baru dengan melakukan proyek praktis yang menghubungkan konsep dengan lingkungan mereka.
  5. Pengalaman Langsung: Siswa dapat memahami konsep baru dengan melakukan pengalaman langsung dan menghubungkan konsep dengan pengalaman mereka.

13. Menggunakan Intuisi

Gaya belajar yang menggunakan intuisi adalah gaya belajar yang melibatkan proses internal dan tidak terikat oleh aturan atau metodologi tertentu, sehingga siswa dapat memecahkan masalah dengan bebas dan cepat.

Berikut adalah beberapa contoh gaya belajar menggunakan intuisi:

  1. Bermain Peran: Saat belajar konsep baru, siswa dapat memainkan peran sebagai tokoh atau karakter dalam situasi yang berhubungan dengan konsep tersebut.
  2. Menggambar: Siswa dapat menggambar konsep atau ide yang ingin dipahami dengan menggunakan intuisi dan imajinasinya.
  3. Visualisasi: Siswa dapat memvisualisasikan konsep atau proses dengan membayangkan gambar atau situasi yang berhubungan dengan konsep tersebut.
  4. Pertunjukan: Siswa dapat mempertunjukkan konsep atau proses dengan menggunakan bahasa tubuh, gerakan, dan gestur.
  5. Diskusi Bebas: Siswa dapat membicarakan konsep atau ide dengan bebas dan tanpa terikat oleh aturan, sehingga mereka dapat menggunakan intuisi dan imajinasinya untuk memahami dan memecahkan masalah.
  6. Menerima Feedback: Siswa dapat menerima feedback dari guru atau teman sekelas untuk memperkuat pemahaman dan memecahkan masalah dengan menggunakan intuisi dan imajinasinya.

14. Berfikir Secara Konseptual

Gaya belajar berfikir secara konseptual adalah gaya belajar di mana seseorang mencari pemahaman tentang konsep-konsep dan ide-ide abstrak melalui visualisasi dan pemikiran.

Seseorang dengan gaya belajar ini memiliki kemampuan untuk memvisualisasikan konsep-konsep dan membuat hubungan antar ide-ide dalam pikirannya.

Gaya belajar berfikir secara konseptual lebih menekankan pada kemampuan seseorang untuk memahami konsep-konsep besar dan menemukan hubungan antar ide-ide. Mereka juga memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan informasi baru dengan apa yang sudah mereka ketahui dan memahami konsep-konsep besar dalam suatu bidang.

Contoh gaya belajar berfikir secara konseptual meliputi:

  1. Belajar tentang konsep matematika seperti geometri, trigonometri, dan aljabar melalui visualisasi dan membuat hubungan antar ide-ide.
  2. Belajar tentang konsep filsafat seperti etika, epistemologi, dan ontologi melalui diskusi dan mengejar pemahaman abstrak.
  3. Belajar tentang konsep seni seperti teori warna, komposisi, dan ekspresi melalui visualisasi dan mengejar pemahaman abstrak.
  4. Belajar tentang konsep sosiologi seperti stratifikasi sosial, mobilitas sosial, dan perubahan sosial melalui diskusi dan mengejar pemahaman abstrak.

15. Menggunakan Insting

Gaya belajar menggunakan insting adalah gaya belajar di mana seseorang mempercayai intuisinya dan membuat keputusan berdasarkan perasaan dan persepsi mereka.

Seseorang dengan gaya belajar ini cenderung mengabaikan informasi formal dan lebih mengandalkan pengalaman dan insting mereka dalam membuat keputusan dan memecahkan masalah.

Contoh gaya belajar menggunakan insting meliputi:

  1. Belajar tentang seni seperti musik, tari, atau lukisan dengan mengandalkan perasaan dan insting.
  2. Belajar tentang bisnis dan manajemen melalui pengalaman dan membuat keputusan instingtif.
  3. Belajar tentang interaksi sosial dan keterampilan manusia melalui pengalaman dan membuat keputusan instingtif.
  4. Belajar tentang keterampilan olahraga seperti golf, tenis, atau basket dengan mengandalkan perasaan dan insting.

16. Berfikir Secara Abstrak

Gaya belajar berfikir secara abstrak adalah gaya belajar di mana seseorang menyukai dan mampu memahami ide-ide dan konsep-konsep yang tidak terlihat atau tidak jelas.

Baca Juga:  Tips Belajar dari Guru Berprestasi

Seseorang dengan gaya belajar ini memiliki kemampuan untuk memvisualisasikan konsep-konsep abstrak dan membuat hubungan antar ide-ide dalam pikirannya.

Contoh gaya belajar berfikir secara abstrak meliputi:

  1. Belajar tentang konsep matematika seperti geometri, trigonometri, dan aljabar melalui visualisasi dan membuat hubungan antar ide-ide.
  2. Belajar tentang filsafat seperti etika, epistemologi, dan ontologi melalui diskusi dan mengejar pemahaman abstrak.
  3. Belajar tentang konsep seni seperti teori warna, komposisi, dan ekspresi melalui visualisasi dan mengejar pemahaman abstrak.
  4. Belajar tentang konsep sosiologi seperti stratifikasi sosial, mobilitas sosial, dan perubahan sosial melalui diskusi dan mengejar pemahaman abstrak.

Tidak seperti gaya belajar gaya belajar berfikir secara konseptual yang menekankan pada integrasi informasi dan memahami konsep-konsep besar, pada gaya belajar berfikir secara abstrak lebih menekankan pada visualisasi dan memahami konsep-konsep abstrak.

17. Menghubungkan Ide-Ide dengan Pernyataan Umum

Gaya belajar Menghubungkan Ide-Ide dengan Pernyataan Umum adalah gaya belajar yang menekankan pada kemampuan seseorang untuk menemukan hubungan antar ide-ide dan menghubungkannya dengan pernyataan umum yang berlaku.

Seseorang dengan gaya belajar ini memiliki kemampuan untuk memahami bagaimana ide-ide individual terkait dan berlaku dalam situasi yang lebih luas.

Contohnya, seseorang dengan gaya belajar ini mungkin akan menghubungkan ide-ide tentang ekonomi dan politik untuk memahami bagaimana tindakan pemerintah dapat mempengaruhi perekonomian suatu negara. Atau, mereka mungkin menghubungkan ide-ide tentang biologi dan kimia untuk memahami bagaimana sistem tubuh bekerja secara holistik.

18. Menggunakan Pendapat dan Pemikiran yang Berbeda

Gaya belajar Menggunakan Pendapat dan Pemikiran yang Berbeda adalah gaya belajar yang menekankan pada kemampuan seseorang untuk menghargai dan mempertimbangkan pendapat dan pemikiran yang berbeda dari orang lain dalam proses belajar.

Seseorang dengan gaya belajar ini memiliki kemampuan untuk bekerja dengan orang lain secara efektif dan menemukan solusi yang inovatif dengan mempertimbangkan berbagai perspektif.

Contohnya, seseorang dengan gaya belajar ini mungkin akan mengajukan pertanyaan dan meminta pendapat dari rekan-rekan sekerjanya dalam proyek tim, atau meminta bantuan dari berbagai sumber untuk memecahkan masalah. Mereka juga mungkin mempertimbangkan pandangan yang berbeda dalam diskusi kelas atau debat untuk memperluas pandangan mereka dan memahami perspektif yang berbeda.

19. Menggunakan Pendapat dan Pemikiran Pribadi

Gaya belajar Menggunakan Pendapat dan Pemikiran Pribadi adalah gaya belajar yang menekankan pada kemampuan seseorang untuk menggunakan pendapat dan pemikiran mereka sendiri dalam proses belajar.

Seseorang dengan gaya belajar ini memiliki kemampuan untuk bekerja secara mandiri dan memecahkan masalah dengan cara yang sesuai dengan pandangan dan pemikiran mereka sendiri.

Contohnya, seseorang dengan gaya belajar ini mungkin akan memilih untuk bekerja sendiri dalam tugas individu, atau menggunakan pendapat mereka sendiri dalam diskusi kelas. Mereka juga mungkin memilih untuk memecahkan masalah dengan cara yang sesuai dengan pandangan dan pemikiran mereka sendiri, terlepas dari apa yang dikatakan atau dianjurkan oleh orang lain.

20. Berfikir Secara Intuitif-Analitis

Gaya belajar Berfikir Secara Intuitif-Analitis adalah gaya belajar yang menekankan pada kombinasi antara pemikiran insting dan pemikiran yang terstruktur.

Seseorang dengan gaya belajar ini memiliki kemampuan untuk menggabungkan fakta-fakta dan informasi dengan pemikiran insting dan intuitif mereka untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan.

Contohnya, seseorang dengan gaya belajar ini mungkin memiliki kemampuan untuk menggabungkan informasi dan fakta dengan perasaan dan pandangan mereka sendiri dalam membuat keputusan bisnis atau menyelesaikan masalah kompleks. Mereka mungkin juga memiliki kemampuan untuk menggabungkan analisis yang terstruktur dengan pemikiran insting mereka dalam memecahkan masalah dan membuat keputusan.

Insan Cerdas
Latest posts by Insan Cerdas (see all)
Scroll to Top